Wajah Baru Kota Parahyangan Dukung Style Hidup Sehat Melalui Ruang Terbuka Hijau

Warga saat ini lebih mengutamakan aspek kesehatan dikala memilah hunian. Tidak terkecuali generasi milenial. Tidak cuma sehat dari aspek material serta konsep, tata letak hunian pula jadi pertimbangan, terlebih sehabis keadaan COVID- 19.

Apalagi, tren menampilkan kalau warga menginginkan lebih banyak ruang terbuka. Sarana di kawasan permukiman dituntut jadi selengkap bisa jadi dengan mengutamakan kenyamanan serta kesehatan, salah satunya melalui lahan terbuka hijau.

Karenanya, saat ini desain rumah terus menjadi mencermati perputaran hawa serta pencahayaan. Tujuannya merupakan supaya rumah dapat jadi tempat aman penunggu buat bekerja, belajar, sampai beribadah.

Konsep inilah pula yang diterapkan oleh Kota Baru Parahyangan( KBP). Semenjak tahun 2000, KBP sudah meningkatkan kawasan yang seluas 1. 250 hektare memakai pola pengembangan yang berkepanjangan sekalian menyelaraskan aspek ekonomi, sosial, serta area.

besar, menyuguhkan panorama alam danau Saguling, lembah, serta gunung, atmosfer hunian KBP terasa tenang dengan hawa bersih serta sejuk. Ditambah lagi area hunian yang fresh dapat tingkatkan mutu hidup para penghuninya.

KBP pula menghasilkan harmonisasi keelokan area yang sangat memanjakan penghuninya dengan bermacam sarana pendukung style hidup sehat. Mulai dari hawa mikro yang baik, rumah bersanitasi, ruang terbuka hijau, sampai fasilitas penunjang kebutuhan kesehatan semacam rumah sakit, pusat kebugaran, serta supermarket.

Baik penunggu ataupun tamu bisa olahraga ataupun menikmati atmosfer alam terbuka di halaman tematik yang ada di tiap- tiap tatar( cluster). Pastinya, sarana ini ada dengan mempraktikkan protokol kesehatan 6M.

KBP sediakan rumah dalam bermacam- macam cluster yang dikelola oleh town management, salah satunya koridor Bandoeng Tempo Doeloe. Dari pemilihan nama, penunggu telah tergiring ke masa Bandung tempo dahulu, ditambah jenis bangunanya mengadomsi style baheula.

Koridor Bandoeng Tempo Doeloe ialah suatu wujud apresiasi KBP terhadap sejarah kota dengan memperkenalkan kembali atmosfer Bandung tempo dahulu ke masa modern. Koridor ini menawarkan nostalgia sekalian memperkenalkan kejayaan bunda kota Priangan kepada generasi saat ini.

Ruas jalur yang lebar, barisan hunian yang apik dan area hijau serta asri khas kota kembang di masa kemudian menjadikan Koridor Bandoeng Tempo Doeloe ini kawasan sempurna serta aman buat tinggal. Kental dengan penghijauan, yang sejalan cocok komitmen pemerintah buat mewujudkan ruang terbuka hijau( RTH) 30 persen di wilayahnya.

Ya, RTH ialah sumber tenaga kota yang memiliki khasiat besar selaku tempat interaksi, pembuat estetika kota, apalagi selaku retensi air. Perihal ini diwujudkan dengan dipertahankannya kontur bukit serta Danau Saguling yang terdapat di zona KPB dalam proses pembangunan hunian.

Rancang bangun infrastruktur pendukung di KBP pula diselaraskan dengan kontur natural lembah. Tidak hanya itu, pengembang pula mencermati ketersediaan perputaran hawa yang baik, pencahayaan natural, serta ruang terbuka hijau ataupun halaman yang dekat dengan rumah. Implementasi hunian yang selaras dengan alam pula tidak terbatas pada penanaman tumbuhan, biopori, serta rumah dengan konsep eco- design saja.

Lebih dari itu, KBP melaksanakan pengolahan limbah sampah serta air, pemakaian tenaga terbarukan, dan mengaitkan masyarakat melalui gerakan Hayu Hejo. Hayu Hejo merupakan gerakan area berkepanjangan yang diinisiasi KBP selaku salah satu dari 2 aspek pengembangan berkepanjangan yang lain, ialah sosial serta ekonomi.

Ketiga aspek ini dikelola KBP secara balance. Sebagian kegiatan gerakan Hayu Hejo merupakan pengelolaan air, sampah, penghematan tenaga, berolahraga, kesehatan, serta pemberdayaan warga. Dikala ini, KBP mempunyai ruang publik yang luas serta hijau buat menunjang kegiatan warga di luar rumah, semacam berolahraga, tamasya, serta bermain.